Rabu, 20 Desember 2023

Berkunjung Ke Museum Lokananta dan Lokananta Bloc Di Kota Solo, Jawa Tengah

Galeri Museum Lokananta


Wisata di Kota Solo tak terlepas dengan wisata budaya seperti Kraton Surakarta, Wisata Kuliner seperti Kuliner Selat Solo Tenda Biru, Kuliner di Pasar Gede dan lain sebagainya. Kota Solo juga terkenal dengan banyak wisata Sejarahnya salah bsatu yang saya tulis kemarin adalah Kunjungan Ke Omah Lowo yang sekarang menjadi Museum Batik Heritage. Kali ini saya berkunjung ke Lokananta Solo, sebuah Perusahaan rekaman tertua di Indonesia.

Sejarah Singkat dan Perkembangan Lokananta

Lokananta termasuk Perusahaan rekaman pertama dan terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1956 dengan nama Perusahaan Piringan Hitam Lokananta sebagai bagian dari Jawatan Radio Penerangan Republik Indonesia.


Fungsi utamanya saat itu adalah sebagai unit pelaksana untuk duplikasi materi siaran RRI. Sempat diusulkan bernama “Indra Vox” singkatan dari Indonesia Raya Vox, namun kemudian ditolak Bung Karno. Pada tahun 1958 mulai memasarkan Piringan Hitam melalui RRI dan diberi label Lokananta. Nama Lokananta berasal dari kosakata Sansekerta yang punya arti Gamelan Di Kahyangan Yang Bunyi Tanpa Penabuh. Ada juga yang mengartikan “Seperangkat gamelan surgawi dalam pewayangan Jawa yang dapat berbunyi sendiri dengan merdu".


Galeri Museum Lokananta tampat depan


Tahun 2022 Lokananta mulai berbenah berkonsep seperti halnya M-Bloc yang dahulu adalah Perusahaan Percetakan Uang, Pos Bloc yang merupakan bekas Gedung Filateli. Lokananta dibuat menjadi Lokananta Bloc dimana dengan menghadirkan konsep vintage bisa menarik semua kalangan terutama anak muda sehingga minat berkunjung ke Lokananta Bloc mempelajari museum dan sejarah terutama sejarah perekaman di Indonesia.

Cara berkunjung ke Lokananta


Lokananta Bloc buka setiap hari mulai jam 10.00-22.00 WIB disana akan banyak venue lokal seperti Perkopian seperti Filosofi Kopi, UMKM lokal kreatif, dan Museum Galeri Lokananta yang buka setiap hari Rabu hingga Senin jam 10.00-17.00.


Untuk masuk ke Museum Lokanta cukup mudah kok. Jam buka Museum Lokananta hanya mulai jam 10.00-17.00 yang dibuka terbatas. Ada tiga sesi setiap harinya yaitu sesi I: 10.00, sesi II: 12.00 dan Sesi III: 14.00. Pendaftaran pengunjung dibuka setiap jam 07.00 pagi untuk masuk museum di hari itu. Harga tiket masuknya sebesar Rp. 30.000.


Rencana saya mau mengambil Sesi I jam 10.00 ternyata kuota sudah penuh dan akhirnya mengambil Sesi selanjutnya jam 12.00. Datang sebelum jam 12.00 untuk registrasi terlebih dahulu. Tidak ada yang boleh dibawa masuk ke dalam Museum Galeri Lokananta namun diperbolehkan membawa HP untuk bekal berfoto-foto di dalam Galeri Lokananta.


Sebelum sesi dimulai, pemandu menjelaskan aturan-aturan yang ada selama di dalam galeri Museum Lokananta. Kira-kira aturan dalam masuk ke Galeri Museum Lokananta seperti berikut:

1. Pengunjung yang datang bersama anak usia di atas 3 tahun wajib membeli tiket sendiri dan wajib didampingi saat berkunjung.

2. Tiket masuk dibayarkan saat kunjungan dengan metode pembayaran non tunai. Tersedia QRIS dan mesin EDC di lokasi untuk melakukan pembayaran.

3. Datang maksimal 10 menit sebelum jam reservasi Anda untuk daftar ulang, tiket yang Anda beli berlaku untuk satu kali kunjungan yang sesuai dengan jadwal yang telah Anda pilih.

4. Setiap pengunjung Galeri Lokananta diberi waktu berkeliling di area Galeri selama maksimal 2 jam.

5. Dilarang makan dan minum di area Galeri

6. Dilarang merokok termasuk penggunaan rokok elektrik (vape) di area Galeri

7. Dilarang mengambil foto dengan kamera profesional

8. Dilarang membawa senjata api dan senjata tajam

9. Dilarang menyentuh barang koleksi di ruangan Galeri

10. Dilarang membuat gaduh dan berlari di area galeri

11. Mengikuti aturan dan tanda yang sudah ada di dalam ruang Galeri

12. Reservasi untuk hari yang sama

Ruang Linimasa

Pemandu mulai mengarahkan peserta ke ruang pertama yaitu Ruang Lini Masa untuk mengenal sejarah Lokananta. Memang benar, pepatah tak kenal maka tak sayang. Mengenal dahulu tentang Lokananta dari awal sehingga para pengunjung mendapat pengetahuan baru tentang sejarah studio rekaman, radio RRI dan Perusahaan Piringan Hitam di Indonesia.


Pemandu dan peserta bergerak ke ruang berikutnya yang menceritakan dan menggambarkan hal berbeda. Ruang Kedua adalah Ruang Gamelan, adalah ruang alat musik milik lokananta yang  dulu digunakan untuk proses rekaman. Menariknya ada beberapa perangkat Gamelan yang salah satu Perangkat Gamelannya ada yang bernama Lokananta namun bertuliskan Aksara Jawa “Hanacaraka”.


ruang Diskografi

Ruang ketiga adalah ruang Diskogafi. Disini ruang penyimpanan master rekaman dari rekaman yang pernah diproduksi oleh Perusahaan Piringan Hitam Lokananta. Disini juga ada Komputer yang menyimpan aset dari rekaman suara vinil ke dalam aset digital.


Ruang keempat adalah ruangan Bengawan Solo, saya menyukai ruangan ini karena banyak display peralatan lawas untuk merekam suara di dalam piringan hitam. Alat yang saya suka adalah pemutar piringan hitam lawasnya tersebut. Di sisi dinding terdapat interpretasi alur proses pembuatan rekaman di piringan hitam. Sambil mengamati alat-alat perekaman jaman dulu dan dinding informasi, kami diperdengarkan lagu instrument Bengawan Solo.


ruang kelima

Ruang kelima ini menjadi ruang yang menjadi favorit orang-orang foto. Ruang tersebut berisi display piringan hitam di dalam rak-rak kotak. Di Tengah ruangan ada kursi dan Walkman yang bisa digunakan untuk menikmati music yang ada di dalam kaset pita.


Ruang keenam adalah ruang rekaman proklamasi yang berhasil direkam oleh RRI pasca Kemerdekaan RI, tepatnya tahun 1951 Pak Soekarno dibujuk kembali untuk membacakan Naskah Proklamasi. Setelah proses perekaman, Piringan Hitam Proklamasi disebarkan ke seluruh Indonesia.


Ruang ketujuh adalah ruang pamer. Ruang ini digunakan untuk para cendikiawan dan seniman melakukan pameran terkait dengan musik, perekaman dan lain-lainnya. Pada saya datang kesini ada pameran lukisan dan display-display terkait permusikan.


Ruang kedepalan adalah perpustakaan. Ruang ini menyimpan buku-buku tentang musil, jurnal penelitian-penelitian mahasiswa yang mengambil data di Lokananta juga ada buku-buku lama yang masih terjaga sejak Lokananta berdiri.


Ruang Pamer

Setelah Guide dari Lokananta menjelaskan setiap ruangnya, saatnya jam bebas selama 1 jam. Pengunjung bebas berkeliling di area Galeri Museum Lokananta. Saya mengulang lagi dari awal karena tadi lebih kurang hanya mendengarkan penjelasan dari Guide Lokananta dan tentunya tidak lupa untuk foto-foto.


Berjalan keluar ternyata ada ruangan ke-9 yang berada di depan Lobby. Ruangan tersebut merupakan tempat untuk memberi cindera mata atau oleh-oleh. Sayang waktu berkunjung ruangan tersebut tertutu sehingga tidak bisa melihat dan membeli oleh-oleh yang tersedia di Museum Lokananta.


Dua jam yang menyenangkan di Lokananta, jika teman sedang berada di Solo jangan lupa untuk berkunjung ke Galeri Museum Lokananta dan bisa nongkrong-nongkrong di Lokananta Bloc yang buka sampai jam 10 malam.


1 komentar:

  1. tiap sudutnya estetik, semua koleksinya tertata rapi, betah juga kalau lama-lama disini.
    Berarti ada batasan jamnya juga ya, kalau dibagi sesi sesi gini.
    Kalau liat piringan hitam gini, jadi inget waktu aku kecil, soalnya bapakku kerja di RRI, jadi ngeliat piringan hitam waktu itu kayak wowww banget

    BalasHapus

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search